V
Vero memulai perbincangan dengan penuh semangat. “Kita mau ngomongin tentang Gen Z, generasi yang memiliki tantangan besar dalam masa depan Indonesia. Saya yakin Pijar Foundation yang saya dirikan memiliki peran besar di situ.” Dengan optimisme, ia melanjutkan, “Pijar Foundation adalah lembaga non-profit yang fokus pada pengembangan generasi muda. Kita melihat bahwa Indonesia saat ini mengalami bonus demografi yang besar; 75% dari penduduk kita adalah anak muda.”
Di tengah diskusi, Vero menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam perkembangan negara. “Di tahun 2030, Indonesia harus menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia, dan pada tahun 2045, kita ingin menjadi negara maju dan termasuk dalam lima besar ekonomi dunia.” Namun, pencapaian ambisi ini tidaklah mudah. “Untuk mencapai itu, kita harus mempersiapkan generasi muda. Dari sekarang hingga 2030, kita hanya memiliki waktu sekitar enam hingga tujuh tahun. Jadi, kita perlu cara-cara yang tidak biasa untuk mengamankan posisi kita.”
Vero menekankan tiga aspek penting untuk mencapai tujuan tersebut: talent, inovasi, dan kebijakan publik. “Di era AI dan teknologi yang berkembang pesat, cara kita mendidik dan menyiapkan generasi berikutnya harus berbeda. Upskilling dan reskilling harus dilakukan secara mutlak.” Ia percaya bahwa untuk menghadapi tantangan masa depan, generasi muda perlu didorong untuk berpikir inovatif. “Kita harus menghasilkan inovasi yang dapat memecahkan masalah di masa depan. Jika kita memiliki talent yang hebat dan inovasi yang cemerlang, tapi kebijakan publik tidak mendukung, semua itu tidak akan berhasil.”
Vero juga menceritakan pengalamannya di Microsoft. “Selama 11 tahun di Microsoft, saya menemukan bahwa misi perusahaan tidak hanya untuk manfaat Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Namun, saya juga merasa ada batasan ketika selalu berfokus pada target penjualan yang terus meningkat.” Dari pengalaman tersebut, ia dan rekan-rekannya mendirikan Pijar Foundation. “Akhirnya, kami memutuskan untuk mendirikan Pijar Foundation sebagai jawaban atas gelisah tersebut.”
Fokus utama Vero saat ini adalah mendukung Gen Z. “Kita perlu mendukung mereka untuk siap menghadapi tantangan di masa depan. Namun, banyak stereotip negatif yang melekat pada Gen Z, seperti ingin instan dan tidak mau susah.” Ia mencatat bahwa hal ini merupakan dampak dari lingkungan yang mempermudah akses informasi. “Misalnya, akses informasi sekarang sangat mudah. Dulu, untuk mencari informasi, kita harus ke perpustakaan, tetapi sekarang semua bisa didapatkan hanya dengan membuka ponsel.”
Namun, “ada risiko yang muncul. Ketika informasi begitu melimpah, banyak yang merasa pintar, tetapi sebenarnya pengetahuan mereka dangkal.” Vero menjelaskan bahwa penting untuk mengajarkan kepada generasi muda bahwa perjuangan menuju mimpi itu penuh tantangan. “Kita tidak bisa hanya berfokus pada ‘healing’ tanpa menyadari bahwa prosesnya juga penting.”
Vero menekankan pentingnya persiapan menghadapi tantangan bonus demografi. “Jika Gen Z terus seperti ini, apa yang akan terjadi pada Indonesia di tahun 2030? Kita akan bersaing tidak hanya dengan sesama bangsa, tetapi juga dengan mesin.” Ia mengajak semua pihak untuk memperhatikan tantangan yang dihadapi generasi muda. “Kita tidak bisa menyalahkan mereka, tetapi kita juga harus memperhatikan risiko besar jika kondisi ini tidak diperbaiki.”
Menyimpulkan perbincangan, Vero menegaskan harapannya untuk Pijar Foundation. “Kita memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan mereka agar siap menghadapi perubahan yang akan datang.” Ia mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam memberikan tantangan kepada generasi muda. “Kita seharusnya lebih bijak dalam menetapkan standar dan tantangan.”
Di dunia yang terus berubah, Vero mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan. “Akhirnya, tugas kita sebagai perusahaan adalah menyediakan lingkungan yang mendukung agar karyawan bisa berkembang.” Dengan semangat, ia menekankan bahwa semua pihak harus berupaya menciptakan lingkungan yang produktif bagi generasi mendatang. “Kita harus berjuang untuk menciptakan lingkungan mikro yang mendukung pertumbuhan, karena tidak semua orang beruntung memiliki dukungan tersebut.”
Komentar
Posting Komentar