Di Sulawesi Barat, di tengah riuhnya hiruk-pikuk politik dan tantangan pembangunan, terdapat sosok Dr. Suhardi Duka, seorang politisi yang tak hanya memiliki visi, tetapi juga komitmen kuat untuk memajukan daerahnya. Dalam perjalanan hidupnya, Suhardi tak hanya berjuang untuk meraih posisi, tetapi juga berusaha membangun kepercayaan di antara masyarakatnya.
Penggalan Masa Lalu
Kisahnya dimulai saat ia terpilih sebagai Ketua DPRD. "Saya menghitung hitungan cerdas," ujarnya dengan penuh keyakinan. Suhardi menyadari bahwa keputusan-keputusan penting tak boleh diambil sembarangan. Dia menggambarkan bagaimana saat itu, di tahun 2004, setiap langkahnya menjadi pertaruhan yang harus dihitung dengan seksama.
Kepemimpinannya di DPRD tak hanya sebuah jabatan; ia memanfaatkan posisi itu untuk membangun fondasi yang kuat bagi masa depannya. "Kamu harus SWAT semua," tegasnya, mengingatkan bahwa memahami kekuatan dan kelemahan diri adalah kunci untuk menghadapi tantangan.
Peluang dan Tantangan
Tak lama setelah terpilih, Suhardi dihadapkan pada keputusan sulit. Ia harus meninggalkan posisinya sebagai ketua DPRD untuk melanjutkan ambisi politik yang lebih tinggi. "Betul, itu kan risiko lagi," katanya, tetapi Suhardi berani melangkah karena dia yakin akan peluang yang ada. Ia percaya bahwa "sepanjang Anda mampu memberikan keyakinan kepada mitra kerja, maka mitra kerja akan percaya kepada Anda."
Dalam pandangannya, setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pengusaha. "Jadilah pengusaha, katakan tidak ada uangku, ada uang di bank," katanya sambil tersenyum. Dia mengajak generasi muda untuk berani mengambil risiko dan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Membangun Kepercayaan Melalui Kompetisi Sehat
Suhardi memahami pentingnya bersaing, bukan dengan kebencian, tetapi dengan saling menghormati. "Saya tidak pernah punya musuh, saya selalu punya kompetitor," ungkapnya. Dalam pandangannya, kompetisi adalah bagian dari permainan, di mana setiap orang memiliki strategi masing-masing. "Tanpa menyakiti orang lain," tambahnya, menekankan etika dalam persaingan politik.
Seiring berjalannya waktu, Suhardi menyadari bahwa untuk memenangkan hati rakyat, kolaborasi adalah kunci. Dia berusaha menjalin hubungan baik dengan berbagai tokoh, termasuk Jenderal Salim, yang dikenal sebagai pemimpin karismatik di Sulawesi Barat. "Saya tidak ajak ke rumah, tetapi kita ketemu di restoran," katanya, menggambarkan pendekatannya yang pragmatis.
Menghadapi Pilihan Sulit
Diskusi panjang antara Suhardi dan Jenderal Salim memunculkan ide untuk bersatu dalam kontestasi politik. "Kalau kau tidak kembali, ya beginilah," ujar Salim, yang paham betul bahwa pengabdian kepada daerah jauh lebih berharga daripada kenyamanan di ibu kota. Suhardi meyakinkan Salim bahwa ia tidak akan mundur. "Masa mau kalah lagi," tegasnya.
Akhirnya, setelah berdiskusi selama dua minggu, mereka berdua sepakat untuk maju bersama. Suhardi memahami betul bahwa untuk meraih suara di Polman, mereka perlu saling melengkapi. "Saya katakan, ini hanya tempat," ujarnya, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam kepemimpinan.
Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Setelah menetapkan strategi dan membangun kepercayaan, Suhardi mulai merumuskan rencananya untuk pembangunan di Sulawesi Barat. "Saya akan bagi kue pembangunan secara adil dan merata di enam kabupaten," tegasnya. Dia berkomitmen untuk menghadirkan kehadiran provinsi di setiap kabupaten, memastikan bahwa mereka merasa diperhatikan.
Suhardi percaya bahwa setiap kabupaten memiliki masalah yang berbeda dan harus diatasi dengan cara yang berbeda. "Kalau saya undang, dia hadir; kalau tidak hadir, kekurangan 10 miliar tahun depan," ungkapnya dengan nada serius. Pendekatannya yang pragmatis dan berbasis data mencerminkan niatnya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
Menjaga Persatuan di Tengah Polarisasi
Ketika memasuki masa kampanye, Suhardi menekankan pentingnya menjaga demokrasi. "Kita bertaruh dengan citra diri kita," ujarnya, menyadari bahwa persepsi publik sangat berpengaruh. Dia berusaha menjauhkan diri dari polarisasi yang dapat merusak hubungan antarwarga.
"Demokrasi tidak membelah publik," tegasnya, mendorong semua pihak untuk berfokus pada pembangunan bersama. Menurutnya, siapa pun yang terpilih sebagai pemimpin harus dapat merangkul semua masyarakat, tanpa memandang dukungan sebelumnya.
Kesimpulan
Perjalanan Dr. Suhardi Duka adalah kisah tentang keberanian, kepercayaan, dan komitmen untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Sulawesi Barat. Dengan prinsip-prinsip yang kokoh dan pendekatan yang humanis, ia berusaha menjadikan daerahnya sebagai contoh keberhasilan dalam mengelola sumber daya dan membangun hubungan yang harmonis di tengah persaingan politik.
Dengan demikian, Dr. Suhardi Duka tidak hanya menjadi seorang calon gubernur, tetapi juga sosok yang berusaha mengukir jejaknya di hati masyarakat Sulawesi Barat, menjadikan harapan dan kerja keras sebagai bagian dari cerita hidupnya.
Komentar
Posting Komentar