Dalam waktu satu bulan, melalui tim transisi yang dibentuk oleh Pemprov Jabar (tanpa campur tangan saya), kami telah melakukan realokasi anggaran. Tim ini terdiri dari 11 orang, dipimpin oleh Dedi Mulyadi, dan mayoritas anggotanya adalah pejabat eselon 3. Hasilnya, kami berhasil mengalihkan belanja tidak penting senilai 5,5 triliun rupiah, dan menargetkan angka 6 triliun rupiah dalam dua hari ke depan.
Prioritas Penggunaan Anggaran
Pendidikan:
Membangun 3.333 ruang kelas baru untuk SMA di Jawa Barat, dengan anggaran meningkat dari 60 miliar menjadi 1,2 triliun rupiah.
Membebaskan tanah untuk pembangunan sekolah, dengan target penyediaan ruang kelas baru senilai 4,2 triliun rupiah dalam dua tahun (2026-2027).
Infrastruktur Jalan:
Meningkatkan anggaran pembangunan jalan dari 600 miliar menjadi 2,4 triliun rupiah.
Listrik untuk Warga Miskin:
Menyediakan sambungan listrik bagi 200.000 warga miskin, dengan anggaran naik dari 20 miliar menjadi 50 miliar rupiah.
Perumahan Warga Miskin:
Merenovasi rumah warga miskin dengan biaya 40-50 juta rupiah per unit, dan anggaran meningkat dari 20 miliar menjadi 10 miliar rupiah.
Kesehatan:
Membangun rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu baru.
Menyediakan 200 unit mobil ambulans untuk daerah terpencil, dilengkapi dengan dokter dan peralatan medis.
Efisiensi Bukan Pemotongan, tapi Realokasi
Efisiensi di Jawa Barat bukan berarti memotong anggaran, melainkan mengalokasikan kembali dana untuk hal-hal yang lebih prioritas. Contohnya, kami meniadakan anggaran untuk perjalanan dinas ke luar negeri, studi banding, dan seminar yang tidak produktif. Bahkan, anggaran baju dinas gubernur sebesar 150 juta rupiah dan kunjungan luar negeri sebesar 1,5 miliar rupiah dinolkan.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kami menargetkan PAD Jawa Barat naik dari 19 triliun menjadi 21 triliun rupiah, sehingga total belanja daerah mencapai 33 triliun rupiah. Dana alokasi bantuan bagi hasil ke kabupaten/kota sebesar 6 triliun rupiah wajib digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan.
Penanganan Geng Motor dan Premanisme
Untuk mengatasi geng motor dan premanisme, kami akan menerapkan program wajib militer bagi pelaku balapan liar dan tawuran. Program ini akan diintegrasikan ke dalam kurikulum SMA untuk membentuk karakter bela negara, bekerja sama dengan Kodam III/Siliwangi dan Polda Jabar.
Penegakan Hukum dan Transparansi
Sebagai gubernur, saya tidak bisa langsung menangani kasus hukum, tetapi akan memberikan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum. Misalnya, mendorong pengacara untuk mengajukan kasasi atau peninjauan kembali (PK) dalam kasus-kasus tertentu.
Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Kami berkomitmen membangun Jawa Barat yang berkelanjutan, antara lain dengan:
Membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di seluruh wilayah.
Menata wilayah laut dan membangun dermaga.
Mengembangkan sistem transportasi udara lintas daerah.
Penegasan Disiplin dan Akuntabilitas
Saya telah mengeluarkan perintah untuk menonaktifkan kepala sekolah di Depok karena melanggar surat edaran larangan bepergian ke luar provinsi. Selain itu, seluruh penasihat di Pemprov Jabar akan bekerja secara sukarela tanpa honorarium.
Penutup
Pelantikan ini bukan sekadar seremonial, tetapi awal dari kerja nyata untuk Jawa Barat yang lebih sejahtera, adil, dan berkelanjutan. Mari kita bersama-sama mewujudkan visi ini demi kemajuan masyarakat Jawa Barat.
sumber tulisan :

Komentar
Posting Komentar